March 27, 2012

Cerita...

Cerita... ya ini cuma sekedar cerita.

Kisaran jam 10 tadi, aku bingung kesana kemari buat nyari driver laptop yang lupa lagi kusimpen. Satu per satu lemari aku geledah dengan menyisipkan setiap jariku diatas tumpukan buku-buku usang nan berdebu, tapi tiba-tiba setumpukan kertas jatuh, berserakan di lantai. Tiap lembaran dengan hiasan staples berkarat berwarna cokelat tua itu begitu menarik perhatian, sekilas aku tersenyum.
Ini diariku, diari yang kubuat sebuah karangan khas anak SMP dengan cerita yang berbeda namun tokoh yang benar-benar kukenal. Aku tersenyum tipis, membawa lembaran demi lembaran aku merapikannya. Aku membaca kata demi kata yang pernah kutulis itu menjadi sebuah cerita pendek.
Hahaha...sekarang aku cuma bisa tertawa melihat cerita itu dulu, betapa besarnya hasrat aku ingin menjadi seorang penulis saat itu. Setiap orang yang kukenal, setiap kejadian yang kualami, kutorehkan menjadi sebuah tulisan yang mungkin hanya aku seorang yang dapat mengerti. Kisah semasa remaja yang pasti nggak jauh dari cerita cowok menjadi ciri khas dari setumpukan kertas itu.

-- KARANGAN TANPA JUDUL... [2002]
Aku menulisnya secara spontan, ketika aku sedang mendengarkan musik favorit, tiba-tiba tersirat untuk menulis beberapa paragraf kata yang diambil dari lirik lagu yang sedang kudengarkan. Lucu memang melihat tulisan cerita pendek pertamaku dengan kisah yang dipadukan dengan kutipan lirik lagu, hahahahha... bodor.

-- PERSAHABATAN DAN CINTA? [2003]
Mungkin judul ini tuh udah banyak banget ditulis dimana-mana. Tapi pada masanya dulu, masih jarang ada orang bilang, sahabat atau cinta? Ya, mungkin karena aku satu-satunya waktu SD dulu mengalami masa pubertas dini sampe-sampe kelas 6 SD udah pacaran, hahahha. Cerita ini benar-benar fiksi, nggak ada sangkutpautnya antara tokoh dan kisah. Ini semua fiksi karangan anak SD yang masih bau amis, hehehe.

-- CARI TEMEN ITU, SUSAH JUGA YA! [2006]
Sebetulnya ini curhat kekesalan aku waktu ditinggal konvoi 17an sama temen-temen rumah. Dari mulai kisah, kejadian, hingga tokohnya pun semua asli. Ya, ini ditulis waktu aku bener-bener kesel setengah mati dan entah kenapa otakku menyuruh jari-jari ini untuk menekan tuts-tuts keyboard dan menjadikannya sebuah cerita.

-- KETIKA CINTA DATANG!! [2004]
Sesuai dengan judulnya, ini memang cerita tentang cinta pertamaku. Entah cinta yang seperti apa yang membuatku merasakannya seolah baru pertama kali, walaupun pada prinsipnya cinta buatku selalu yang pertama, karena setiap cinta yang dialami nggak akan pernah sama. Ini kisah tentang pacarku dulu, sekarang sih udah mantan. Sekali lagi aku bercerita dari awal hingga berakhirnya hubungan ini dengan fiksi, tapi kali ini bukan tokoh asli namun kisah nyata (kayak di film-film)

-- DIA ATAU DIA [2005]
Ini cerita waktu aku ngalamin hal yang namanya selingkuh. Ya, jahat memang tapi... memang itu kenyataannya. Tokoh utama cowok yang ada dicerita ini asli, nggak usah disebut namanya yang tahu pasti udah bisa nebak. Parahnya, waktu itu (ini kenyataannya yah, bukan cerita) aku dengan PD nya kasih liat cerita ini ke salah satu pacar aku sampe dia tahu kalo aku lagi selingkuh. Hahahah apes.

-- TRUE LOVE [2004]
Judul ini diambil waktu lagi seneng-senengnya dengerin lagu Fumiya Fujii yang judulnya True Love, walaupun sebenernya yang menginspirasi cerita ini dari film India, Kuch-Kuch Hota Hai. Hahahaha. Waktu itu tersirat ide buat bikin cerita sebetulnya lebih ke buat novel sih, yang alur ceritanya nggak jauh dari setengah film India itu, sambil nulis semangat dan berangan-angan andai aja ceritaku ini diangkat jadi sebuah film. Tapi waktu itu tiba-tiba muncul di bioskop kesayangan Anda "My Heart". Pupus sudah harapanku. Karena 80% isi novel itu telah selesai dan ceritanya hampir sama dengan film itu. Alhasil yang 20% itu kubelokkan ke arah lain menjadi ending yang berbeda. Tapi syukur walaupun sempat pupus harapan, tapi waktu itu aku seneng karena aku bisa bikin cerita panjang 250 lebih halaman yang kusebut "novel pertamaku". Tapi sayangnya gara-gara semasa SMP dulu uang jajan limited, nggak punya printer, jadi aku print sedikit-sedikit hasil menabung. Aku back up data itu ke CD, karena kakakku waktu itu hobi banget install ulang komputer. Dan sekarang, CD itu raib, yang tersisa cuma Bab 1 yang berhasil ku-print... Hiks T.T

-- SAHABAT TERBAIKKU [2006]
Ini cerpen yang dibuat tentang angan-anganku buat balikan lagi sama si mantan yang itu. Aku sering curhat sama temen sebangkuku selama 3 tahun di SMA, waktu itu kebetulan majalah sekolah mau terbit dan aku memberanikan diri buat ngajuin cerpenku ini agar dimuat di I'm 23. Alhamdulillah, walaupun cuma majalah sekolah yang gratisan hanya untuk siswa/i SMA 23, tapi itu bisa bikin aku bangga. Karena secara nggak langsung orang lain pasti baca ceritaku yang kaku itu. Alhamdulillah :)

-- PELUKIS KESAYANGANKU [2007]
Ini cerita pendek lagi, tapi tokohnya masih mantan aku, tapi bukan mantan yang diatas loh. Nggak tau kenapa kalau inget-inget namanya unik banget dan waktu itu aku juga lagi deket sama kakak kelas di SMA, begitu kugabung namanya jadi satu dan wow, bagus banget, jarang orang yang namanya kaya gitu. Alhasil aku tulis sebuah cerita dengan tokoh dia, walaupun dari setiap cerita itu aku selalu membayangkan tokoh utama ceweknya tuh aku, walaupun nama tokoh setiap cerita itu selalu berbeda-beda.

-- SAHABAT SELAMANYA [2007]
Dari kertas-kertas yang kutemukan, ini sebetulnya tertulis tugas bahasa Indonesia waktu SMA. Aku agak sedikit lupa kalau ini memang dibuat untuk memenuhi tugas. Cerita ini terinspirasi dari 4 sahabat, 3 cewek, dan 1 cowok dengan gaya alay, terus diakhir cerita mereka sad ending karena salah satu temennya itu meninggal dan klimaks dari cerita ini tuh ternyata 2 orang dari mereka, itu punya hubungan sejenis alias lesbong... Hiii entah dari mana aku punya ide kaya gini. Dasar.

-- REGRET (PENYESALAN) [20..]
Lupa tahun berapa cerita ini dibuat. Aku terinspirasi untuk buat cerita ini waktu aku ngeliat cerpen di salah satu majalah dan timbul keinginan untuk membuat cerita dan mengirimkan ceritaku ini ke majalah tersebut. Cerita ini fiksi, tentang seseorang yang melakukan kesalahan dengan menyia-nyiakan orang yang bener-bener dicintainya, sampai cewek itu meninggal, cowok itu terpuruk dalam penyesalan... hmm... gitu kali yah, yah kurang lebih gitulah.

Sebetulnya masih ada beberapa cerita lagi yang aku lupa judulnya karena itu sebetulnya cerita panjang yang niatnya mau dibuat novel. Jadi yang ketemu hanya potongan Bab 1, Bab 2 dengan cerita menggantung dan tidak pernah terselesaikan.

Hasrat keinginan untuk menulis lagi pun sebetulnya sudah timbul satu tahun yang lalu. Cerita tentang organisasi keren yang aku alami di kampus, cerita tentang persahabatan 12 mahasiswa dengan watak yang aneh-aneh. Cerita tentang cowok semasa hampir 5 tahun ini. Cerita tentang cinta dan persahabatan part 2, mungkin. Dan ada juga cerita tentang kehidupan keluarga sederhana dengan 5 anggota keluarga yang begitu harmonis. Itu semua ada, tapi menggantung.. dan entah kapan aku bisa menyelesaikan salah satunya.

Tapi sekarang aku ingin memantapkan diri, sebelumnya jujur aku termotivasi oleh salah seorang sahabat yang akhir-akhir ini berkutat dengan dunia tulis-menulis. Aku tertarik untuk sama-sama saling membantunya, terutama punya teman sharing, karena sebetulnya prinsip aku sama dia tuh sama. Terus waktu aku main ke rumah buku, ada satu buku dengan judul "How to be a Writer" tulisannya Primadonna Angela yang membuat aku berdoa sesaat, "Ya... Allah mudahkanlah, aku pengen jadi Penulis aja, nggak akan jadi Programmer. Amin" (Semoga tercapai!), dan ditambah lagi, aku ngeliat sekumpulan tulisan alay kalau dibilang saat ini namun bener-benr bermakna yang baru aku temukan. Aku semakin yakin, dan berdoa lagi. "Ya Allah... sepertinya ini memang jalanku, bagaimanapun aku bakalan berusaha menggapainya. Amin".

Terkadang menggambarkan kebahagiaan maupun kesedihan itu setiap orang punya cara yang berbeda. Aku lebih ingin menuliskan menjadi sebuah cerita, menyimpannya menjadi kenangan, dan tak ada seorang pun yang tahu. Ini caraku, ini keinginanku, ini impianku, dan kelak ini menjadi sebuah kenyataan manis yang mewarnai hidupku.

Buat seorang sahabat yang biasa kupanggil "Om", kalau memang ini mimpimu, hayu kita berjuang bersama-sama... :D

February 27, 2012

rasa

tangis tanpa air mata,
berteriak tanpa suara,
tertawa tanpa kebahagiaan,
semuanya tampak baik apabila tidak disadari.

January 13, 2012

maaf

"Maaf!" itulah satu kata yang rasanya sering kudengar. Dan aku yang saat itu berperan sebagai seseorang yang berjiwa besar, lapang dada hanya menjawab "Iya, aku maafin." biar aku disebut sebagai seorang yang pemaaf. Tapi jujur, sampai saat ini pun aku nggak tau, sebetulnya kata maaf itu punya definisi yang sama dengan apa yang tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia dengan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sesaat aku ngerasa bingung, setelah udah berjuta (mungkin) kata 'kumaafin' itu terlontar dari mulutku, tapi apa pengaruhnya? apa bedanya seperti sebelumnya? rasanya sama saja....

Ada seseorang mengucapkan kata maaf, wajahnya benar-benar terlihat serius, matanya menatap tajam, lurus kearah mataku. Dan kamu tau apa yang ada dipikiranku? "Dia sungguh-sungguh!"
Dengan pemikiran itupun akhirnya aku memaafkan kesalahnya, dengan harapan tak akan mengulangi kesalahannya lagi.

Seseorang pernah mengatakan lagi kata maaf. Tetapi itu terjadi saat keadaan yang baik-baik saja. Sampai kubilang, "Maaf kenapa?" Dia hanya mengatakan, "Ya, maaf apa aja, barangkali aku punya salah." Oke, mungkin kupikir dia memang punya salah tanpa aku sadari, atau mungkin dia ingin minta maaf karena dia takut ada kesalahan yang dia perbuat tanpa disadarinya.

Lagi, seseorang mengatakan maaf. Kali ini seseorang itu benar-benar membuat hatiku terenyuh, walaupun sebenarnya hati ini 'agak' marah dan menyesali telah memaafkannya. Tapi bagaimanapun juga, dia dulu benar-benar berarti buatku.

Dan sekarang kembali lagi, maaf?

Aku punya pandangan dan pengalaman. Dari ketiga karakter 'seseorang' yang telah kusebutkan tadi, aku bisa menyimpulkan bahwa kata maaf itu sesungguhnya bukan sesuatu hal yang berarti lagi pada jaman sekarang. Kata maaf bukan lagi menjadi suatu ukuran apakah dia baik atau tidak.
Seseorang itu selalu mengatakan maaf ketika dia tidak ingin kehilangan sesuatu. Ketika dia tidak ingin seseorang didekatnya itu marah. Tapi mungkin seseorang kedua dia benar-benar seorang yang perasa, sampai melihat setiap orang didekatnya pun dia bilang 'maaf', karena mungkin dia tidak ingin memiliki kesalahan apapun pada siapapun dan nggak ingin ada orang lain dendam padanya.
Tetapi mungkin kata maaf itu sebagai suatu formalitas, dimana dia pikir hanya dengan mengucapkan kata maaf semua kesalahan yang telah dia perbuat itu terhapuskan dan menganggapnya semua baik-baik saja ketika aku mengatakan, "Ya, kumaafin".

Semua cuma omong kosong kalau kubilang. Kata maaf ini ambigu. Aku selalu merasa bahwa seseorang dapat berulang kali, bahkan mungkin berkali-kali melakukan kesalahan yang sama setelah mengucapkan berulang kali kata maaf untuk kesalahan itu. Maaf hanya untuk meredam emosi sesaat, untuk meluluhlantakkan perasaan seseorang. Tapi mungkin itu terjadi dulu, lain lagi dengan sekarang.
Aku mendapatkan sebuah kata maaf dari seseorang, dan aku telah menyimpulkan beberapa makna tentang maaf yang dia lontarkan saat itu.
Ini memang tentang hal yang sensitif, dengan keadaanku yang boleh dibilang lagi 'terbang' ke awan. Saat itu dia mengatakan kata "maaf" dan dengan hati yang tegar juga so' dewasa, kubilang "iya nggak apa-apa". Walaupun saat itu rasanya bener-bener sakit. Aku pikir saat itu dia bilang maaf untuk hal yang nggak akan dilakuinnya lagi, tapi... maaf itu mungkin berkata lain. Ibarat kaya dalam kehidupan sehari-hari, maaf itu ambigu, mungkin bisa bermakna "Maaf, aku udah ngambil makanan kamu" dengan "Maaf, kuambil makanan kamu ya". Ambigu.

Sayangnya ternyata berlanjut sampai sekarang, nggak akan pernah lupa kata maaf itu. Dari seseorang yang bener-bener deket. Terkadang kata-kata tuh sulit untuk diimplementasikan.
Tapi ada kata maaf yang membuat aku berbalik meminta maaf. Maaf yang bener-bener aku rasa udah tertulis dalam hati, dalam pikiran dan itu nggak akan pernah lupa, saat seseorang bilang :
"Teh, maafin ibu ya udah bikin salah, udah marahin teteh"
Dan kamu tau apa yang ada dipikiranku? Aku berjalan perlahan mendekati ibu yang memunggungi kedatanganku. "Maafin karena selama ini Dian jadi anak yang sering bikin ibu marah", kataku pelan sambil berurai air mata dan memeluk ibu.

November 19, 2011

Pertama (lagi)

Malam ini mungkin malam pertama dimana saya memulai rutinitas dulu yang pernah ditinggalkan. Memang berat diawal, namun saat mengenal teman-teman yang sebagian teman kecil saya, rasanya awal itu menjadi menyenangkan. Hal ini yaitu mengaji. Yah, walaupun kemarin sempat dikomentari "Ah, si diana sekarang gaya, udah tobat.." dan lain sebagainya sama teman-teman kampus, namun saya ngerasa seneng karena dari perkataan mereka tuh ada hikmahnya. 

Kembali masuk masjid yang dulu saya lari-lari disana, ucing-ucingan, belajar tajwid, ngapalin surat-surat Juz Amma rasanya bikin kangen. Begitu tadi membuka (lagi) Al Qur'an yang biasa saya pakai saat ngaji dulu, cover-nya sudah berdebu begitu ditiup, tergores nama 'Dianna' dengan tulisan jadul saya yang ternyata alay juga. Tapi saya bersyukur, benar-benar bersyukur karena untuk kesekian kalinya Allah mengingatkan saya untuk mengajak saya kembali ke jalan yang dulu pernah ditinggalkan walaupun dengan cara 'merangkak'.

Ramadhan kemarin rasanya betul-betul hidayah buat hidup saya, Allah memudahkan saya buat hatam Al Qur'an, menghapal surat-surat yang alhamdulillah hampir 75% Juz Amma saya hapal, Itikaf di mesjid full 10 hari tanpa bolong-bolong, dan yang paling penting hal yang bisa bikin ibu bapa senyum tiap hari, yaitu pakai jilbab. Alhamdulillah.

Pengalaman Ramadhan itu rasanya membekas untuk saya sekarang, walaupun hampir setiap waktu saya memanjatkan doa, walaupun saya tidak tahu apakah Allah menerima tobat saya atau tidak, namun perubahan diri dalam hidup saya itu semakin menjadi-jadi. Tapi terkadang godaan itu selalu muncul, hingga kadang terlintas dalam pikiran, "Ya Allah maaf dosa lagi, tapi sekaliiiii iniiii aja, ampuni aku...". Saya pun tidak tahu apakah Allah mengabulkan doa saya itu atau ternyata menambahkan kedalam daftar dosa-dosa saya yang nggak tau sebesar apa sekarang. 

Ada nilai yang saya petik dari pengajian malam minggu ini, bahwa manusia itu seperti pena yang dijepit oleh dua jari yang terkadang lepas. Artinya, Allah selalu membolak-balikkan hati kita, seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-Anfal ayat 24. Saya sempat berpikir, bahwa itu adalah ujian bagi keimanan seseorang, Allah menguji seberapa besar keimanan kita sampai nabi Muhammad SAW pun yang surganya telah dijamin selalu berdoa agar dijauhkan dari hal tersebut. Doa itu pun adalah doa yang paling sering beliau ucapkan, yaitu :

"yaa muqollibal qulib tsabit qolbi ala dinik"
Saya nggak meencatat artinya namun kurang lebih seperti itu. Doa itu sebaiknya kita panjatkan setiap hari agar dijauhkan dari hal-hal yang diluar kehendak-Nya. 

Saya sekarang sadar bahwa Allah sedang menguji saya, makanya terkadang selalu ada hal-hal yang menyimpang yang mungkin termasuk kedalam dosa tanpa saya sadari. Insya Allah saya akan lebih memantapkan hati, berdoa, berusaha dalam mencari tujuan dari hidup saya ini. Bismillah. Bagaimana dengan teman-teman? :)

November 12, 2011

Keadaan yang Ambigu

This ambiguous situation found in words is a reflection of uncommited, waiting attitudes. Everything waits on the development of the situation. For those who strive for assurance, this condition is a sign of doubt and confussion. They view it as "having no principle" -- Warisan Indonesia Vol. 1 No. 10

Keadaan yang ambigu di banyak kata itu adalah pancaran dari sikap yang tidak mau mengunci kepastian, tetapi mengajak melihat perkembangan. Jadi, semua tergantung bagaimana perkembangannya nanti. Bagi orang yang mengejar kepastian, keadaan yang ambigu dan mendua itu, tanda keraguan dan kebingungan. Mereka menanggapinya negatif sebagai "tak punya sikap". -- Warisan Indonesia Vol. 1 No. 10