November 19, 2011

Pertama (lagi)

Malam ini mungkin malam pertama dimana saya memulai rutinitas dulu yang pernah ditinggalkan. Memang berat diawal, namun saat mengenal teman-teman yang sebagian teman kecil saya, rasanya awal itu menjadi menyenangkan. Hal ini yaitu mengaji. Yah, walaupun kemarin sempat dikomentari "Ah, si diana sekarang gaya, udah tobat.." dan lain sebagainya sama teman-teman kampus, namun saya ngerasa seneng karena dari perkataan mereka tuh ada hikmahnya. 

Kembali masuk masjid yang dulu saya lari-lari disana, ucing-ucingan, belajar tajwid, ngapalin surat-surat Juz Amma rasanya bikin kangen. Begitu tadi membuka (lagi) Al Qur'an yang biasa saya pakai saat ngaji dulu, cover-nya sudah berdebu begitu ditiup, tergores nama 'Dianna' dengan tulisan jadul saya yang ternyata alay juga. Tapi saya bersyukur, benar-benar bersyukur karena untuk kesekian kalinya Allah mengingatkan saya untuk mengajak saya kembali ke jalan yang dulu pernah ditinggalkan walaupun dengan cara 'merangkak'.

Ramadhan kemarin rasanya betul-betul hidayah buat hidup saya, Allah memudahkan saya buat hatam Al Qur'an, menghapal surat-surat yang alhamdulillah hampir 75% Juz Amma saya hapal, Itikaf di mesjid full 10 hari tanpa bolong-bolong, dan yang paling penting hal yang bisa bikin ibu bapa senyum tiap hari, yaitu pakai jilbab. Alhamdulillah.

Pengalaman Ramadhan itu rasanya membekas untuk saya sekarang, walaupun hampir setiap waktu saya memanjatkan doa, walaupun saya tidak tahu apakah Allah menerima tobat saya atau tidak, namun perubahan diri dalam hidup saya itu semakin menjadi-jadi. Tapi terkadang godaan itu selalu muncul, hingga kadang terlintas dalam pikiran, "Ya Allah maaf dosa lagi, tapi sekaliiiii iniiii aja, ampuni aku...". Saya pun tidak tahu apakah Allah mengabulkan doa saya itu atau ternyata menambahkan kedalam daftar dosa-dosa saya yang nggak tau sebesar apa sekarang. 

Ada nilai yang saya petik dari pengajian malam minggu ini, bahwa manusia itu seperti pena yang dijepit oleh dua jari yang terkadang lepas. Artinya, Allah selalu membolak-balikkan hati kita, seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-Anfal ayat 24. Saya sempat berpikir, bahwa itu adalah ujian bagi keimanan seseorang, Allah menguji seberapa besar keimanan kita sampai nabi Muhammad SAW pun yang surganya telah dijamin selalu berdoa agar dijauhkan dari hal tersebut. Doa itu pun adalah doa yang paling sering beliau ucapkan, yaitu :

"yaa muqollibal qulib tsabit qolbi ala dinik"
Saya nggak meencatat artinya namun kurang lebih seperti itu. Doa itu sebaiknya kita panjatkan setiap hari agar dijauhkan dari hal-hal yang diluar kehendak-Nya. 

Saya sekarang sadar bahwa Allah sedang menguji saya, makanya terkadang selalu ada hal-hal yang menyimpang yang mungkin termasuk kedalam dosa tanpa saya sadari. Insya Allah saya akan lebih memantapkan hati, berdoa, berusaha dalam mencari tujuan dari hidup saya ini. Bismillah. Bagaimana dengan teman-teman? :)

No comments:

Post a Comment