November 11, 2011

pacar, atau istri?

Judul ini saya ambil ketika rabu sore kemarin saya berkumpul di kantin, membicarakan banyak hal bersama teman-teman perempuan yang jago banget gosip, termasuk soal hakikat seorang perempuan dimata pria. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketika seorang wanita memilih seorang pria untuk dijadikan sebagai suami, begitupun sebaliknya. Terkadang muncul berbagai hal yang menjadi penghalang saat kita memiliki hubungan dengan seorang pria, misalnya ijin atau restu orang tua.

5 tahun yang lalu, pacaran itu seperti sesuatu hal yang selalu diagung-agungkan. Rasanya malu ketika orang lain tahu kalau saya ini jomblo. Setiap waktu hp tidak pernah lepas dari genggaman. Waktu sore hari selalu dihabiskan untuk bermain berdua. Hari-hari itu rasanya indah ketika kita melewatinya bersama. Namun saat ini, setelah 5 tahun itu mengalami perjalanan yang cukup panjang, tersirat dalam pikiran saya bahwa rasanya indah itu sama sekali hilang. Mungkin orang diluar sana, selalu bilang "Wah, kalian udah 5 tahun?", tapi kenyataannya 5 tahun itu hanya berujung pada perpisahan. Kenapa? jawabannya hanya satu, komitmen.
Kedewasaan yang merubah indah itu menjadi perpisahan, dimana komitmen tidak dapat lagi ditawar hanya dengan janji semata. Saya sadar, semakin lama saya menjalani hubungan ini, saya semakin mengevaluasi diri dan menilai sejauh mana dia memperjuangkan saya untuk hidup bersamanya. Dan kemungkinannya pun hanya ada dua, antara nafsu dan tanggung jawab.

Dimata saya, wanita memang harus 'memilih' pria dengan penuh pertimbangan. Mengapa? Karena wanita adalah seseorang yang nantinya akan dipimpin oleh seorang pria ketika memasuki kehidupan suami-istri. Saya pribadi sebagai wanita pastinya ingin memiliki pendamping hidup yang bertanggung jawab dan berusaha menjadi pemimpin yang dihormati oleh istri dan anak-anaknya kelak. Maka, segala sesuatunya pun harus dipersiapkan untuk 'menguji' sejauh mana pria itu menginginkan kita sebagai wanita yang memang patut untuk diperjuangkan.
Sebaliknya, sesuai dengan isi pembicaraan sore itu, saya sempat mendengar perkataan dari beberapa orang teman, "aku pacaran sama cewek itu, bukan berarti nanti bakal aku jadiin istri". Saya sempat menarik kesimpulan, pria pun sebenarnya melakukan sama halnya seperti kita --sebagai seorang wanita. Mereka pun mengevaluasi setiap wanita yang akan mereka jadikan pacar atau istri, karena mereka pun ingin seorang wanita yang bertanggung jawab dalam melayani seorang suami dan anak-anaknya kelak. Nah, pertanyaannya sekarang adalah mengapa pria membedakan dalam hal pacar dan istri?

Saya tidak tahu pastinya seperti apa, tapi mungkin kebanggaan dalam memiliki seorang pacar masih melekat dalam hati mereka. Ketika seorang pria mengenalkan kekasihnya yang menjadi idaman setiap lelaki dan membuat iri teman-temannya, mungkin bisa menjadi salah satu alasan. 

Untuk itu, sebagai kaum perempuan, bersikaplah kalau kita ini seorang wanita yang mahal dan patut untuk diperjuangkan. Merubah sifat dan berdoa pada Allah agar kita diberi pendewasaan diri. Bersikap sederhana, dan apa adanya. Semoga Allah selalu melindungi kita dan membimbing kita semua agar berada terus dijalannya yang terang. Ya Allah, semoga saya pun menjadi salah satu wanita yang ingin diperistri oleh mereka. Amin.

No comments:

Post a Comment